Jumat, 08 Maret 2013
Jumat, 01 Maret 2013
Pengajaran Makna Kata di SMP
BAB
I PENDAHULUAN
Sebagai
alat komunikasi verbal bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang
arbitrer.Maksudnya tidak ada hubungan wajib antara lambang sebagai hal yang
menandai yang berwujud kata atau leksem dengan benda atau konsep yang ditandai yaitu
referen dari kata leksem tersebut. Oleh karena itu, misalnya kita tidak dapat
menjelaskan mengapa binatang buas yang biasa dipelihara di rumah dan rupanya
seperti harimau dalam ukuran kecil disebut dalam bahasa indonesia sebagai
dengan nama kucing dan bukan nama lainnya. Kearbitreran lambang bahasa seperti
di atas menyebabkan orang dalam sejarah linguistik agar menelantarkan
penelitian mengenai makna bila dibandingkan dengan penelitian dibidang
morfologi dan sintaksis.Makna sebagai objek studi semantik sangat tidak jelas
strukturnya.Berbeda dengan morfologi dan sintaksis yang strukturnya jelas dan
mudah dianalisis (Abdul Chaer, 2009: 1).
Namun
sejak tahun enam puluhan studi mengenai makna ini menjadi kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan dari studi linguistik lainnya, karena orang mulai menyadari
bahwa kegiatan berbahasa sesungguhnya adalah kegiatan mengekspresikan
lambang-lambang bahasa tersebut untuk menyampaikan makna-makna yang ada pada
lambang tersebut kepada lawan bicaranya.
BAB 11 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Makna Kata
Makna kata digunakan dalam berbagai bidang maupun konteks pemakaian.
Aminuddin menyebutkan bahwa makna disejajarkan pengertiannya dengan arti,
gagasan, konsep, pernyataan, pesan, informasi, maksud, firasat, isi dan pikiran
(2011:50).
2.1.1 Pengertian Makna Dalam Pemakaian Sehari-Hari
Dalam
pemakaian sehari-hari, kata makna digunakan dalam berbagai bidang maupun
konteks pemakaian.Apakah pengertian khusus kata makna tersebut serta
perbadaannya dengan ide, misalnya, tidak begitu diperhatikan.Sebab itu, sudah
sewajarnya bila makna juga sejajarnya pengertiannya dengan arti, gagasan,
konsep, pernyataan, pesan, informasi, maksud, firasat, isi, dan pikiran.Berbagai
pengertian itu begitu saja disejajarkan dengan kata makna karena keberadaanya
memang tidak pernah dikenali secara cermat dan dipilihkan secara tepat.
Dari
sekian banyak pengertian yang diberikan itu, hanya arti yang paling dekat
pengertiannya dengan makna.Meskipun dengan demikian, bukan berarti keduanya
sinonim mutlak.Disebut demikian karena arti adalah kata yang telah mencakup
makna dan pengertian (Kridalaksana, 1982: 15).Pengertian gagasan pada dasarnya
memiliki kesejajaran pengwertian dengan pikiran maupun ide.
2.1.2
Pengertian
Makna Sebagai Istilah
Kata makna sebagai istilah mengacu
pada pengertian yang sangat luas.Makna ialah hubungan antara bahasa dengan
dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga
dapat saling dimengerti (Frice, 1957; Bolinger, 1981: 108). Dari batasan pengertian
itu dapat diketahui adanya tiga unsur pokok yang tercakup di dalamnya, yakni
(1) makna adalah hasil hubungan antara bahasa dengan dunia luar, (2) penentuan
hubungan terjadi karena kesepakatan para pemakai, serta (3) perwujudan makna
itu dapat digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga dapat saling
dimengerti.
2.1.3
Pengertian
Makna Dalam Pendekatan Referensial
Dalam pendekatan referensial, makna
diartikan sebagai label yang berada dalam kesadaran manusia untuk menunjukan
dunia luar. Sebagai label atau julukan, makna itu hadir karena adanya kesadaran
pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan yang keseluruhannya berlangsung secara
subjektif. Terdapatnya julukan simblik dalam kesadaran individual itu, lebih
lanjut memungkinkan manusia untuk menyusun dan mengembangkan skema konsep.
2.1.4 Pengertian Makna Dalam Pendekatan
Ideasional
Skema konsep yang dianggap bersifat
individual, karena dunia kita adalah dunia yang satu ini juga, pada akhirnya
bisa menjadi milik bersama.Seorang petani adalah satu di antara petani lainnya,
seorang penyair adalah satu di antara penyair lainnya. Kelemahan lain yang
sangat menarik sehubungan dengan kajian pada butir ini adalah meniadakan
hubungan hakiki makna dan bahasa sebagai hubungan antara bentuk dan isi,
mencabut makna dari konvensi dan mengeluarkannya dari konteks komunikasi. Dalam
pendekatan ideasional, makna adalah gambaran gagasan dari suatu bentuk
kebahasaan yang bersifat sewenang-wenang, tetapi memiliki konvensi sehingga
dapat saling dimengerti.
2.2
Pendekatan Makna
Pendekatanmakna
yang akan diungkapkan di sini antara lain pendekatan yang dikemukakan oleh
Wittgenstein (1953) dan pendekatan yang dikemukakan Nida (1975). Wittgenstein
adalah tokoh pendekatan makna secara operasional (pendekatan yang dapat
menentukan tepat menentukan tepatnya makna sebuah makna, di dalam kalimat)
dalam bahasa Indonesia seperti apa :
1.
Anak-anak pukul satu lekas pulang
2.
Anak-anak pukul satu cepat pulang
Pada (1) lekas maknanya sama (sinonim) dengan
cepat melalui tes subtitusi (penyulihan). Contoh lain pada kalimat berikut sebab sinonim dengan karena:
3)
Ia tidak pergi ke sekolah karena
sakit
4)
Ia tidak pergi ke sekolah sebab sakit
Hal
tersebut dibahas di dalam sinonim kata yang dapat saling menyulih ( sinonim
mutlak ).
2.3 Aspek
Makna
Aspek
makna menurut Palmer (1976) dapat dipertimbangkan dari fungsi, dan dibedakan
atas :
2.3.1 Sense (pengertian)
Makna
pengertian disebut juga tema, yang melibatkan ide atau pesan yang
dimaksud.Didalam hal ini menyangkut tema pembicaan sehari-hari. Misalnya
tentang cuaca:
a. Hari
hujan
b. Hari
ini mendung
2.3.2 Feeling (perasaan)
Aspek
perasaan berhubungan dengan sikap pembicaraan dengan situasi
pembicaraan.Misalnya :
a. Turut
berduka cita
b. Ikut
bersedih
2.3.3
Tone (nada)
Aspek
makna nada adalah (sikap pembicara terhadap kawan bicara) atau dikatakan pula
sikap penyair atau penulis dalam pembaca.
a. Orang
itu tidak tertarik tetapi menarik
b. Kereta
api dari yogya sudah datang
c. Kereta
api dari yogya sudah datang
d. Pergi !
2.3.4
Intension (tujuan)
Tujuan
atau maksud yang, baik yang didasari maupun tidak, akibat usaha dari
peningkatan.Apa yang kita ungkapkan didalam makna aspek tujuan memiliki maksud
tertentu. Misalnya : “penipu kau” tujuannya supaya kawan bicara mengubah kelakuan
(tindakan)yang tidak diinginkan.
2.4
Jenis Makna
Sesunggunya jenis atau tipe makna itu memang dapat dibedakan
berdasarkan beberapa criteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya
dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal, berdasarkan ada
tidaknya referensi ada sebuah kata atau leksem dapat dibedakan adanya makna
referensial dan makna non referensial, berdasarkan ada tidaknya nilai pada
sebuah kata atau leksem dapat dibedakan adanya makna denotative dan makna
konotatif berdasarkan ketetapan maknanya dikenal adanya makna kata dan makna
istilah atau makna umum dan makna kusus. Lalu berdasarkan criteria lain atau
sudut pandangan lain dapat disebutkan adanya makna –makna asosiatif, kolokatif,
reflektif, idimatif, dan sebagainya.
2.4.1 Makna
Leksikal dan Makna Gramatikal
Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari
bentuk.Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang
bermakna.Kalau leksikon kita samakan dengan kosa kata atau perpedaan kata, maka
leksem dapat kita persamakan dengan kata.Makna leksikal dapat diartikan sebagai
makna yang bersipat leksikon, bersipat leksem, atau bersipat kata.Umpanya kata
tikus makna leksikalnya adalah makna sebangsa binatang pangerat yang dapat
menyebabkan penyakit tipus. Makna ini tanpa jelas dalam kalimat tikus itu mati
diterkam kucing, atau dalam kalimat panen kali ini gagal akibat serangan hama
tikus. Kata tikus pada kedua kalimat itu jelas merujuk kepada ingatan tikus,
bukan kepada yang lain.
Makna leksikal biasanya dipertentangkan atau diokposisikan
dengan makna gramatiakal. Kalau makna leksikal itu berkenaan dengan makna
leksem atau kata yang sesuai dengan reflendnya maka makna gramatiakal ini
adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti proses
apikasi, proses redupikasi, dan proses komposisi. Contoh makna leksikal dan
gramantikal yang ada pada kalangan SMP :
1.
Tikus itu mati diterkam kucing (makna tikus adalah binatang yang menyebabkan
penyakit)makna leksikal
2.
Buku yang bermakna “sebuah buku yang bermakna”makna buku “
2.4.2Makna
Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna yang
menunjukkan adanya hubungan antara konsep dengan dunia kenyataan. Perbedaan makna denotatif dan
konotatif didasarkan pada ada atau tidak adanya “ nilai rasa” pada sebuah kata.
Setiap kata, terutama yang disebut kata penuh, yang mempunyai makna denotatif, tetapi tidak setiap kata itu
mempunyai makna konotatif. Sebuah kata tersebut mempunyai makna konotatif
apabila kata itu mempunya “nilai rasa“,
baik positif maupun negatif. Makna denotatif sering juga disebut makna denotasional,
dan makna konseptual, atau makna konitife karena dilihat dari sudut yang lain
pada dasarnya sama dengan makna refensial sebab makna denotative ini lajim
diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil obserpasi menurut
penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainya.contoh
makna denotatif pada kalangan anak SMP adalah :
1. Wira makan nasi
Kata makan berarti memasukan sesuatu ke
dalam mulut
Contoh makna
konotatif pada kalangan anak SMP adalah :
2. Trisna makan hati dengan kijok
Kata makan disini diartikan sebagai
sakit hati
2.4.3 Makna
Idiomatikal dan Pribahasa
Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan bahasa bisa berupa
kata atau prase, maupun kalimat, yang maknanya tidak dapat diramalkan dari
makna leksikal unsure-unsurnya maupun gramatikal satu-satuan tersebut. Perlu
diketahui juga adanya dua macam bentik ideom dalam bahasa Indonesia yaitu :
idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang unsure-unsurnya
secara keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan dengan satu makna.Sedangkan
pada idiom sebagian masih ada unsure yang memiliki makna leksikalnya sendiri.
Contoh makna dikalangan SMP adalah :
1. Makna idiomatikal kata ketakutan,kesedihan ,keberanian dan
kebimbangan memiliki makna hal yang disebut makna dasar .kata rumah kayu
bermakna rumah yang terbuat dari kayu.
2. Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan
maka lazim juga disebut dengan perumpamaan .”putri malam “disini diartikan
sebagai makna bulan. Contoh pribahasa :“Ada air ada ikan” artinya dimanapun kita tinggal
rezeki akan selalu ada.
2.4.4Makna
Kias
Dalam kehidupan sehari-hari dan juga
dalam kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta ada digunakan
istila arti kiasan. Tampaknya penggunaan istila arti kiasan ini sebagai oposisi
dari arti sebenarnya.Semua bentuk bahasa baik kata, frase, maupun kalimat yang
tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, denotatife)
mempunyai arti kiasan. Contohnya makna di SMP :
1. tangan kanan ani terkena
air panas (makna sebenarnya )
2. dia menjadi tangan kanan ibuku (makna kias )
2.5 Macam-macam
Makna dalam Kata
a. Makna Kata
Berimbuhan
Imbuhan mengakibatkan munculnya
makna. Telah diketahui imbuhan terdiri dari prefiks, infiks, sufiks, konfiks
dan gabungan. Contoh: berdatangan
mendapatkan imbuhan ber-an. Kata berdatangan bermakna banyak orang datang.
b. Makna Kata
Berulang
Telah diketahui bahwa kata ulang
atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun
sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
Contoh: Rumah-rumah, berjalan-jalan, lauk-pauk, dan sebagainya.
c. Makna Kata
Majemuk
Menurut Ramlan (1983:67) menyatakan
kata majemuk ialahkata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya. Makna yang
muncul bukanlah makna gabungan makna pada setiap unsur melainkan makna lain
dari unsur pembentuknya. Misalnya, “Rumah Sakit” maknanya rumah tempat orang
sakit. Berbeda dengan urutan “Ayah sakit” yang bermakna Ayah menderita sakit.
BAB III PENUTUP
Dari pokok-pokok bahasan yang telah penulis paparkan pada
bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan:
1.
Makna kata dapat
disejajarkan dengan pengertian, arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan,
informasi, maksud, firasat, isi dan pikiran.
2. Dari segi aspek makna dapat terbagi atas: Sense (pengertian), Feeling (perasaan), nada, dan tujuan.
3.
Ditinjau dari jenis
makna kata, dapat dibedakan menjadi: Makna Leksikal dan Makna Gramatikal, Makna Denotatif dan Konotatif dan Makna Idiomatikal dan Pribahasa.
4.
Bila ditinjau dari
segi macam-macam makna dalam makna kata,
maka makna kata itu dapat dibedakan menjadi beberapa makna kata, antara lain:
makna kata berimbuhan, makna kata berulang dan makna majemuk.
Langganan:
Postingan (Atom)