Jumat, 01 Maret 2013

Pengajaran Makna Kata di SMP



BAB I PENDAHULUAN

Sebagai alat komunikasi verbal bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer.Maksudnya tidak ada hubungan wajib antara lambang sebagai hal yang menandai yang berwujud kata atau leksem dengan benda atau konsep yang ditandai yaitu referen dari kata leksem tersebut. Oleh karena itu, misalnya kita tidak dapat menjelaskan mengapa binatang buas yang biasa dipelihara di rumah dan rupanya seperti harimau dalam ukuran kecil disebut dalam bahasa indonesia sebagai dengan nama kucing dan bukan nama lainnya. Kearbitreran lambang bahasa seperti di atas menyebabkan orang dalam sejarah linguistik agar menelantarkan penelitian mengenai makna bila dibandingkan dengan penelitian dibidang morfologi dan sintaksis.Makna sebagai objek studi semantik sangat tidak jelas strukturnya.Berbeda dengan morfologi dan sintaksis yang strukturnya jelas dan mudah dianalisis (Abdul Chaer, 2009: 1).
Namun sejak tahun enam puluhan studi mengenai makna ini menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari studi linguistik lainnya, karena orang mulai menyadari bahwa kegiatan berbahasa sesungguhnya adalah kegiatan mengekspresikan lambang-lambang bahasa tersebut untuk menyampaikan makna-makna yang ada pada lambang tersebut kepada lawan bicaranya.

BAB 11 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Makna Kata
Makna kata digunakan dalam berbagai bidang maupun konteks pemakaian. Aminuddin menyebutkan bahwa makna disejajarkan pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan, informasi, maksud, firasat, isi dan pikiran (2011:50).

            2.1.1  Pengertian Makna Dalam Pemakaian Sehari-Hari
Dalam pemakaian sehari-hari, kata makna digunakan dalam berbagai bidang maupun konteks pemakaian.Apakah pengertian khusus kata makna tersebut serta perbadaannya dengan ide, misalnya, tidak begitu diperhatikan.Sebab itu, sudah sewajarnya bila makna juga sejajarnya pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan, informasi, maksud, firasat, isi, dan pikiran.Berbagai pengertian itu begitu saja disejajarkan dengan kata makna karena keberadaanya memang tidak pernah dikenali secara cermat dan dipilihkan secara tepat.
      Dari sekian banyak pengertian yang diberikan itu, hanya arti yang paling dekat pengertiannya dengan makna.Meskipun dengan demikian, bukan berarti keduanya sinonim mutlak.Disebut demikian karena arti adalah kata yang telah mencakup makna dan pengertian (Kridalaksana, 1982: 15).Pengertian gagasan pada dasarnya memiliki kesejajaran pengwertian dengan pikiran maupun ide.

       2.1.2 Pengertian Makna Sebagai Istilah
  Kata makna sebagai istilah mengacu pada pengertian yang sangat luas.Makna ialah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti (Frice, 1957; Bolinger, 1981: 108). Dari batasan pengertian itu dapat diketahui adanya tiga unsur pokok yang tercakup di dalamnya, yakni (1) makna adalah hasil hubungan antara bahasa dengan dunia luar, (2) penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para pemakai, serta (3) perwujudan makna itu dapat digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga dapat saling dimengerti.
            2.1.3 Pengertian Makna Dalam Pendekatan Referensial
            Dalam pendekatan referensial, makna diartikan sebagai label yang berada dalam kesadaran manusia untuk menunjukan dunia luar. Sebagai label atau julukan, makna itu hadir karena adanya kesadaran pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan  yang keseluruhannya berlangsung secara subjektif. Terdapatnya julukan simblik dalam kesadaran individual itu, lebih lanjut memungkinkan manusia untuk menyusun dan mengembangkan skema konsep.

            2.1.4 Pengertian Makna Dalam Pendekatan Ideasional
            Skema konsep yang dianggap bersifat individual, karena dunia kita adalah dunia yang satu ini juga, pada akhirnya bisa menjadi milik bersama.Seorang petani adalah satu di antara petani lainnya, seorang penyair adalah satu di antara penyair lainnya. Kelemahan lain yang sangat menarik sehubungan dengan kajian pada butir ini adalah meniadakan hubungan hakiki makna dan bahasa sebagai hubungan antara bentuk dan isi, mencabut makna dari konvensi dan mengeluarkannya dari konteks komunikasi. Dalam pendekatan ideasional, makna adalah gambaran gagasan dari suatu bentuk kebahasaan yang bersifat sewenang-wenang, tetapi memiliki konvensi sehingga dapat saling dimengerti.


2.2 Pendekatan Makna
Pendekatanmakna yang akan diungkapkan di sini antara lain pendekatan yang dikemukakan oleh Wittgenstein (1953) dan pendekatan yang dikemukakan Nida (1975). Wittgenstein adalah tokoh pendekatan makna secara operasional (pendekatan yang dapat menentukan tepat menentukan tepatnya makna sebuah makna, di dalam kalimat) dalam bahasa Indonesia seperti apa :
1. Anak-anak pukul satu lekas pulang
2. Anak-anak pukul satu cepat pulang
Pada (1) lekas maknanya sama (sinonim) dengan cepat melalui tes subtitusi (penyulihan). Contoh lain pada kalimat berikut sebab sinonim dengan karena:
3) Ia tidak pergi ke sekolah karena sakit
4) Ia tidak pergi ke sekolah sebab sakit
Hal tersebut dibahas di dalam sinonim kata yang dapat saling menyulih ( sinonim mutlak ).

2.3 Aspek Makna
Aspek makna menurut Palmer (1976) dapat dipertimbangkan dari fungsi, dan dibedakan atas :
2.3.1  Sense (pengertian)
Makna pengertian disebut juga tema, yang melibatkan ide atau pesan yang dimaksud.Didalam hal ini menyangkut tema pembicaan sehari-hari. Misalnya tentang cuaca:
a. Hari hujan
b. Hari ini mendung
2.3.2  Feeling (perasaan)
Aspek perasaan berhubungan dengan sikap pembicaraan dengan situasi pembicaraan.Misalnya :
a. Turut berduka cita
b. Ikut bersedih
2.3.3 Tone (nada)
Aspek makna nada adalah (sikap pembicara terhadap kawan bicara) atau dikatakan pula sikap penyair atau penulis dalam pembaca.
a. Orang itu tidak tertarik tetapi menarik
b. Kereta api dari yogya sudah datang
c. Kereta api dari yogya sudah datang
d.  Pergi !
2.3.4 Intension (tujuan)
Tujuan atau maksud yang, baik yang didasari maupun tidak, akibat usaha dari peningkatan.Apa yang kita ungkapkan didalam makna aspek tujuan memiliki maksud tertentu. Misalnya : “penipu kau” tujuannya supaya kawan bicara mengubah kelakuan (tindakan)yang tidak diinginkan.

2.4 Jenis Makna
Sesunggunya jenis atau tipe makna itu memang dapat dibedakan berdasarkan beberapa criteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal, berdasarkan ada tidaknya referensi ada sebuah kata atau leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan makna non referensial, berdasarkan ada tidaknya nilai pada sebuah kata atau leksem dapat dibedakan adanya makna denotative dan makna konotatif berdasarkan ketetapan maknanya dikenal adanya makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna kusus. Lalu berdasarkan criteria lain atau sudut pandangan lain dapat disebutkan adanya makna –makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idimatif, dan sebagainya.


2.4.1 Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk.Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna.Kalau leksikon kita samakan dengan kosa kata atau perpedaan kata, maka leksem dapat kita persamakan dengan kata.Makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersipat leksikon, bersipat leksem, atau bersipat kata.Umpanya kata tikus makna leksikalnya adalah makna sebangsa binatang pangerat yang dapat menyebabkan penyakit tipus. Makna ini tanpa jelas dalam kalimat tikus itu mati diterkam kucing, atau dalam kalimat panen kali ini gagal akibat serangan hama tikus. Kata tikus pada kedua kalimat itu jelas merujuk kepada ingatan tikus, bukan kepada yang lain.
Makna leksikal biasanya dipertentangkan atau diokposisikan dengan makna gramatiakal. Kalau makna leksikal itu berkenaan dengan makna leksem atau kata yang sesuai dengan reflendnya maka makna gramatiakal ini adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti proses apikasi, proses redupikasi, dan proses komposisi. Contoh makna leksikal dan gramantikal yang ada pada kalangan SMP :
1. Tikus itu mati diterkam kucing (makna tikus adalah binatang yang menyebabkan penyakit)makna leksikal
2. Buku yang bermakna “sebuah buku yang bermakna”makna buku “

2.4.2Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna yang menunjukkan adanya hubungan antara konsep dengan dunia kenyataan. Perbedaan makna denotatif dan konotatif didasarkan pada ada atau tidak adanya “ nilai rasa” pada sebuah kata. Setiap kata, terutama yang disebut kata penuh, yang mempunyai makna denotatif, tetapi tidak setiap kata itu mempunyai makna konotatif. Sebuah kata tersebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunya  “nilai rasa“, baik positif maupun negatif. Makna denotatif sering juga disebut makna denotasional, dan makna konseptual, atau makna konitife karena dilihat dari sudut yang lain pada dasarnya sama dengan makna refensial sebab makna denotative ini lajim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil obserpasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainya.contoh makna denotatif pada kalangan anak SMP adalah :
1.      Wira makan nasi
Kata makan berarti memasukan sesuatu ke dalam mulut
Contoh makna konotatif pada kalangan anak SMP adalah :
2. Trisna makan hati dengan kijok
Kata makan disini diartikan sebagai sakit hati



2.4.3 Makna Idiomatikal dan Pribahasa
Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan bahasa bisa berupa kata atau prase, maupun kalimat, yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsure-unsurnya maupun gramatikal satu-satuan tersebut. Perlu diketahui juga adanya dua macam bentik ideom dalam bahasa Indonesia yaitu : idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang unsure-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan dengan satu makna.Sedangkan pada idiom sebagian masih ada unsure yang memiliki makna leksikalnya sendiri. Contoh makna dikalangan SMP adalah :
1. Makna idiomatikal kata ketakutan,kesedihan ,keberanian dan kebimbangan memiliki makna hal yang disebut makna dasar .kata rumah kayu bermakna rumah yang terbuat dari kayu.
2. Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan maka lazim juga disebut dengan perumpamaan .”putri malam “disini diartikan sebagai makna bulan. Contoh pribahasa :“Ada air ada ikan artinya dimanapun kita tinggal rezeki akan selalu ada.

2.4.4Makna Kias
Dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta ada digunakan istila arti kiasan. Tampaknya penggunaan istila arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti sebenarnya.Semua bentuk bahasa baik kata, frase, maupun kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, denotatife) mempunyai arti kiasan. Contohnya makna di SMP :
1. tangan kanan ani terkena air panas (makna sebenarnya )
2. dia menjadi tangan kanan ibuku (makna kias )

2.5 Macam-macam Makna dalam Kata
a. Makna Kata Berimbuhan
            Imbuhan mengakibatkan munculnya makna. Telah diketahui imbuhan terdiri dari prefiks, infiks, sufiks, konfiks dan gabungan. Contoh: berdatangan mendapatkan imbuhan ber-an. Kata berdatangan bermakna banyak orang datang.



b. Makna Kata Berulang
            Telah diketahui bahwa kata ulang atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
Contoh: Rumah-rumah, berjalan-jalan, lauk-pauk, dan sebagainya.

c. Makna Kata Majemuk
            Menurut Ramlan (1983:67) menyatakan kata majemuk ialahkata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya. Makna yang muncul bukanlah makna gabungan makna pada setiap unsur melainkan makna lain dari unsur pembentuknya. Misalnya, “Rumah Sakit” maknanya rumah tempat orang sakit. Berbeda dengan urutan “Ayah sakit” yang bermakna Ayah menderita sakit.

BAB III PENUTUP
            Dari pokok-pokok bahasan yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan:
1.      Makna kata dapat disejajarkan dengan pengertian, arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan, informasi, maksud, firasat, isi dan pikiran.
2.      Dari segi aspek makna dapat terbagi atas: Sense (pengertian), Feeling (perasaan), nada, dan tujuan.
3.      Ditinjau dari jenis makna kata, dapat dibedakan menjadi: Makna Leksikal dan Makna Gramatikal, Makna Denotatif dan Konotatif dan Makna Idiomatikal dan Pribahasa.
4.      Bila ditinjau dari segi macam-macam makna  dalam makna kata, maka makna kata itu dapat dibedakan menjadi beberapa makna kata, antara lain: makna kata berimbuhan, makna kata berulang dan makna majemuk.